Sabtu, 21 Juli 2012

Peluang Usaha Ternak Ayam Kampung

Kementerian Perdagangan RI yakin harga daging ayam yang beredar di pasar tidak akan naik lagi pada pekan depan.
"Saya yakin ke depan harga akan stabil. Harga naik ini hanya satu sampai dua hari ke depan dan setelah itu konsumsi saya kira sudah normal seperti biasa," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Gunaryo, Jumat.
Menurut dia, harga ayam yang naik di pasaran menjadi Rp 35 ribu - Rp 45 ribu per ekor lebih disebabkan karena margin keuntungan pedagang yang ditingkatkan untuk mengambil kesempatan permintaan jelang puasa yang juga naik.
Dirjen menjelaskan Kemendag telah berupaya melakukan komunikasi intensif dengan forum perunggasan dalam menanggulangi ketidakstabilan harga ayam menjelang puasa.
"Kami meminta supaya mulai hari ini ayam bisa dipasok, paling tidak bisa dibagi ke sejumlah tempat yang harganya lagi tinggi untuk di pasok dengan jumlah lebih," kata Gunaryo.
Dia menjelaskan upaya itu telah berhasil dilakukan di Solo, Jawa Tengah pada beberapa waktu lalu dimana penyesuaian harga ayam terjadi dari sebelumnya Rp 28 ribu menjadi Rp 26 ribu.
Sedangkan sejumlah Rumah Potong Ayam (RPA), kata Gunaryo, di Jakarta mematok harga jual ke pedagang pada kisaran Rp 29 - 30 ribu dan karena ada biaya distribusi serta margin keuntungan RPA maka terjadi penyesuaian harga.
Selain itu Gunaryo juga menjelaskan adanya alasan psikologis terkait meningkatnya pembelian daging ayam oleh masyarakat.
Permintaan yang meninggi akan daging ayam, menurut Gunaryo, lebih karena masyarakat merasa pada awal puasa harus menyediakan makanan yang terbaik di tempat tinggal masing-masing.
"Ekspektasinya itu memang pada hari ini sebagian besar masyarakat akan mulai sahur pada hari pertama puasa dan membuat permintaan begitu tinggi sehingga pedagang juga mengharapkan keuntungan," jelas dia.

Dirjen juga mengatakan harga telur ayam di beberapa wilayah di Indonesia mulai stabil karena pasok yang mencukupi. "Telur eceran itu tadi di Pasar Kopro ada yang Rp 19 - 20 ribu. Sedangkan pedagang grosir menjualnya dengan harga kisaran Rp17 ribu," kata Gunaryo.
Dia mengakui disparitas harga telur sebelumnya sedikit tinggi di antara daerah yang menjadi produsen telur dengan non-produsen.
Untuk harga telur di Blitar, Jawa Timur, menurut Gunaryo, saat ini harganya sudah sangat turun dan dikhawatirkan semakin anjlok setelah lebaran. "Itu yang kami antisipasi sehingga saya juga harus hati-hati dalam melakukan upaya penyesuaian harga," kata Gunaryo.
Dirjen berharap upaya untuk menjaga stabilitas sejumlah harga kebutuhan pokok pada saat bulan Ramadhan tidak berdampak kepada kemerosotan harga pasca lebaran seperti pada empat tahun lalu.

Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menilai kenaikan harga kebutuhan pokok ayam potong di wilayah setempat yang mencapai 100 persen lebih pada Ramadhan adalah yang tertinggi dari tahun sebelumnya.  "Tahun ini adalah kenaikan harga ayam potong yang paling tinggi yakni naik dari Rp 19 ribu ke Rp 40 ribu per ekor," ujar Asisten Daerah Pembangunan dan Kemasyarakatan Kota Bekasi, Nandi, di Bekasi, Sabtu (21/7)
Menurut dia, pada momentum serupa tahun-tahun sebelumnya kenaikan harga ayam di sejumlah pasar tradisional setempat relatif tidak terlalu tinggi, yakni hanya sekitar Rp5 ribu per ekor. Pihaknya menduga, kenaikan harga kali ini dipicu harga bibit ternak dan pakan yang diiringi dengan permintaan konsumen yang cukup tinggi menjelang Ramadhan. "Ayam-ayam di Kota Bekasi mayoritasnya dipasok dari kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Mungkin saja terjadi kenaikan harga bibit dan pakan di tengah permintaan pasar yang tinggi," katanya.
Menurut dia, kemungkinan adanya upaya penimbunan ayam oleh oknum pedagang akan sulit dibuktikan menyusul di wilayah setempat jarang terdapat peternakan atau lokasi penyimpanan ayam. Menurut Nandi, kegiatan operasi pasar yang dilakukan pihaknya terhadap sejumlah barang kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional baru menemukan tahu berformalin yang dijual di Pasar Baru Bekasi.

Harga daging ayam potong di Kabupaten Sukabumi naik hingga 80 persen dari harga normalnya, bahkan saat ini harganya mencapai Rp 30 ribu/kg sampai Rp 31 ribu/kg yang awalnya hanya sekitar Rp 18 ribu/kg.

"Harga normalnya hanya mencapai Rp18 ribu/kg, tetapi saat ini bisa mencapai Rp 31 ribu/kg atau kenaikannya mencapai 80 persen, ini di karenakan banyaknya permintaan dari masyarakat tetapi pasokan sedikit tersendat," kata pedagang daging ayam potong di Pasar Semi Modern Cicurug, Kustandi kepada wartawan, Sabtu.
Menurut Kustandi, kenaikan harga ayam potong mulai terjadi pada H-10 sampai saat ini, jika pasokan kurang dipastikan harga daging ayam akan terus melonjak karena permintaan belum turun sampai saat ini. Maka dari itu, para pedagang daging ayam potong di Pasar Cicurug meminta kepada pemasok daging tidak menahan persediaan yang ada.
"Sampai saat ini pasokan masih mencukupi tetapi tidak bisa distok untuk hari esok, atau pasokan sehari bisa habis hanya sampai sore saja, tidak seperti biasanya bisa distok hingga untuk esok harinya," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, Pedagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Agus Ernawan mengatakan, dari pantauan pihaknya rata-rata harga daging ayam di pasaran mencapai Rp30 ribu/kg/.
Kenaikan ini disebabkan tingginya permintaan dari masyarakat sejak menyambut sampai hari pertama pelaksanaan ibadah sahum Ramadhan. "Sejak H-7 Ramadhan sudah tiga kali terjadi kenaikan harga dari Rp25 ribu/kg, menjadi Rp27 ribu/kg dan saat ini menjadi Rp30/kg," kata Agus.
Diharapakan, rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan operasi pasar murah daging bisa dilaksanakan juga di Sukabumi, sehingga bisa menekan harga daging ayam potong. Selain itu, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat untuk memantau persediaan dan pasokan daging.

Puluhan pedagang daging ayam yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jawa Barat berunjukrasa di halaman Gedung Sate, Bandung, Kamis (12/7/2012).
Mereka mengeluhkan meroketnya harga daging ayam di pasaran. Dalam aksinya para pedagang mengacung-acungkan ceker dan kepala ayam. Mereka juga membentangkan spanduk yang berisi kecaman pada para spekulan ayam potong.
Massa juga sempat membakar kurung ayam sebagai tanda protes mereka. Meski ada pembakaran, situasi relatif tertib. Aksi unjuk rasa ini diamankan oleh sejumlah aparat kepolisian dari Polrestabes Bandung.

 Prospek Bisnis Ayam Kampung
prospek-ayam-kampungHingga saat ini, produksi ayam kampung pedaging dan ayam kampung petelur di berbagai daerah belum mampu memenuhi permintaan pasar. Ini merupakan peluang besar yang bisa dimanfaatkan untuk memulai usaha budi daya ayam kampung, terutama menggunakan sistem intensif. Sejak 10 tahun terakhir ini, "pamor" ayam kampung semakin terangkat seiring dengan adanya tren yang berkembang di kalangan penikmat dan pebisnis di bidang kuliner.
Mereka mengklaim bahwa mengonsumsi daging ayam kampung lebih sehat, karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dibandingkan dengan kolesterol pada ayam broiler. Selain itu, rasa dagingnya juga lebih gurih dan lebih kering. Karena keunggulan-keunggulan ini, daging ayam kampung mulai diminati masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah ke atas di wilayah urban.

prospek-ayam-kampung-hidanganMeningkatnya peminat daging ayam kampung mendorong semakin menjamurnya rumah makan yang secara khusus menyajikan menu ayam kampung. Kondisi ini mengindikasikan semakin bertambah permintaan pasar terhadap daging ayam kampung.

Tidak hanya dagingnya, telur ayam kampung pun memiliki keunggulan tersendiri. Sudah menjadi rahasia umum jika telur ayam kampung banyak dicari karena dipercaya dapat meningkatkan stamina atau vitalitas. Telur ayam kampung sering dijadikan bahan campuran ketika meminum jamu, madu, atau susu.

prospek-ayam-kampung-telurPasar penyerap telur ayam kampung juga cukup luas. Saat ini, mudah sekali menemukan telur ayam kampung dijual di pasar modern dengan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga telur ayam ras. Pasar lain penyerap telur ayam kampung adalah pasar tradisional, para penjual jamu, hingga industri kue dan roti. Telur yang dibeli industri kue dan roti biasanya telur yang secara tampilan kurang menarik, tetapi isinya masih bagus. Telur seperti ini dipilih mereka karena harganya tidak terlalu mahal. Tidak sebatas itu, telur ayam kampung juga banyak digunakan dalam industri kosmetik dan obat-obatan.

Sayangnya, fakta yang ada menunjukkan hingga saat ini produksi ayam kampung pedaging maupun ayam kampung petelur di berbagai daerah belum mampu memenuhi permintaan pasar. Terlebih, pada saat tertentu seperti hari raya, permintaan ayam kampung bisa melonjak beberapa kali lipat sehingga terjadi ketimpangan yang sangat tajam antara pemasokan dan permintaan. Tidak heran jika pada saat seperti ini harga satu ekor ayam kampung bisa mencapai hingga ratusan ribu rupiah.

prospek-ayam-kampung-dagangBerbagai kondisi ini menggambarkan besarnya peluang yang bisa diraih dari budi daya ayam kampung, baik pedaging maupun petelur. Terlebih, jika menggunakan sistem semi-intensif atau intensif serta memperhatikan faktor-faktor budi daya yang baik sehingga hasil yang didapatkan bisa optimal. Satu hal yang cukup penting, ayam kampung merupakan komoditas peternakan yang konsumsinya tidak bersifat musiman. Bahkan, bisa dikatakan tren konsumsinya semakin meningkat, sehingga budi dayanya berpotensi dijalankan dalam jangka waktu lama.